Rabu, 01 Desember 2010

PRINSIP KESOPANAN

Prinsip Kesopanan
Dalam pragmatik kesopanan bukan bearti suatu tindakan seperti membiarkan orang terlebih dahulu melewati pintu,namun, menurut Yule, kesopanan dalam suatu interakasi dapat didefenisikan sebagai alat yang digunakan untuk menunjukkan kesadaran tentang wajah orang lain. Wajah disini merupakan wujud pribadi seseorang dalam masyarakat. Menurut Brown dan Levinson (1987), suatu tindak tutur pengujar berpotensi menghasilkan Face-Threatening Act (FTA) (tindakan mengancam wajah). FTA adalah suatu ancaman bagi setiap wajah seseorang dan wajahnya sendiri, dengan membuat suatu pertanyaan, saran, dengan mengkritiknya, menyarankan atau mengungkapkan kesalahan, terima kasih dan sebagainya.
FTA digunakan dalam kesopanan negatif dan kesopanan positif. Kesopanan negatif adalah suatu ujaran untuk mengharagai wajah negatif lawan tutur. Yang dimaksud wajah negatif disini adalah suatu keinginan seseorang untuk merasa bebas untuk melakukan atau tidak melakukan dan tidak dipaksa untuk melakukan sesuatu. Sedangkan kesopanan positif merupakan suatu ujaran untuk menghargai wajah positif lawan tutur, yaitu keinginan untuk diterima oleh orang lain dan diperlakukan sebagai bagian dari suatu kelompok. Dengan kata lain kesopanan negatif merupakan ujaran yang menunjukkan rasa hormat dan kesopanan negatif merupakkan ujaran untuk menunjukkan rasa kesetia-kawanan.
Namun FTA juga dapat dihindari dengan cara tidak mengujarkan apapun. Contohnya, ketika anda sedang mengerjakan soal didalam kelas dan mengalami kesulitan dalam mengerjakanya. Anda ingin seseorang membantu anda, anda dapat menunjukan bahwa anda sedang mengalami kesulitan dengan menggeleng-gelengkan kepala, menggaruk kepala, atau menghela nafas. Mungkin seseorang akan menyadari bahwa anda sedang membutuhkan bantuan dan akan mewarkan bantuan kepada anda.

II.1 Off Record
            Off record disini bearti mengatakan sesuatu dengan menggunakan ujaran tidak langsung. Ujaran tidak langsung, menurut Searle, adalah suatu ujaran yang memiliki bentuk dan fungsi yang tidak saling berkaitan. Penggunaan off record juga melanggar prinsip kerjasama Grice atau disebut juga floating the maxims. Pelanggaran maksim kuantitas terjadi ketika penutur memberikan informasi yang tidak sesuai dengan apa yang diujarkanya (tidak informatif). Contohnya dalam situasi yang sama seperti diatas penutur mengatakan, “I wish I could answer this question”. Penggunaan ujaran tidak langsung dan floating the maxim memungkinkan penutur untuk meminta, mengundang, memberi saran atau menawarkan sesuatu tanpa merujuk ke petutur yang spesifik. Demikian juga petutur dapat bebas untuk menanggapi atau tidak apa yang dimaksudkan oleh penutur.
            Selain floating kuantitas, penutur juga dapat melakukan floating hubungan dengan tidak langsung memberi petunjuk, contohnya “Interesting book. Pity I don’t have 30 on me”, atau floating kualitas dengan berpura-pura menanyakan pertanyaan, contohnya “why does no one ever throw out the rubbish in this house?”, atau floating cara dengan mengaburkan dan mengabigukan inti dari ujaran, contohnya “looks like someone had a good time last night.”

II.2 On Record-Baldly
            Bald on record terjadi ketika penutur mengujarkan sesuatu secara langsung dan terang-terangan. Hal ini disebabkan oleh situasi yang mengaharuskan ujaran itu segera dikatakan, contohnya “Help!” atau “Watch out!” atau karena kedekatan jarak antara penutur dan petutur, contohnya “sit down.” Atau “Give that to me”.

II.3 On record dengan Kesopanan Negatif
            Kesopanan negatif ditujukan kepada wajah negatif dengan memperhatikan jarak antar penutur dan petutur dan menghindari terganggunya privasi penutur dan petutur. Penutur menggunakan kesopanan negatif untuk menghormati petutur dan memberi kebabasan kepada petutur. Petutur dapat menggunakan kata maaf dan menujukkan keraguan dalam ujaranya, membuat pertanyaan yang memudahkan petutur untuk mengatakan tidak, atau berpikiran pesimis, contohnya “Sorry to brother you. I couldn’t borrow 30, could I, if you dont need it right now?” Dengan demikian petutur dapat menolak keinginan penutur tanpa kehilangan wajahnya. Semakin besar kesempatan petutur untuk dapat mengatakan tidak, semakin sopan ujaran tersebut.
            Petutur dapat membuat sesuatu yang diinginkanya untuk dilakukan oleh petutur terliha lebih ringan dari yang sebenarnya atau dengan menabahkan “if possible”, “sort of”, atau “in a way”, contohnya “I sort of think that Frank is a bit of a  mean person.” Penutur juga dapat menggunakan pra-urutan (pre-sequences) yaitu pre-invitation, contohnya:
A         You know that French film that’s on in the Odeon?
B         Yes?
A         Do you want to go and see it tonight?
B         Yeah, why not?

II.3 On record dengan Kesopanan Positif
Kesopanan positif ditujukan kepada wajah postif dengan menunjukan kedekatan dan solidaritas, keakraban, membuat orang lain merasa baik, dan menekankan bahwa penutur dan petutur memiliki tujuan yang sama. Penutur dalam ujaranya dapat menggunakan sesuatu yang disukai, diinginkan dan dibutuhkan oleh petutur, contohnya “I know you hate parties, Jen, but come anyway. We’ll all be be there, and it’ll be cool seeing John is with Lidya! Come on – get a life!”
Petutur juga bisa menunjukkan bahwa penutur dan petutur salaing bekerja sama, dengan menawarkan, menjanjikan, dan berasumsi memiliki hubungan timbal balik, contohnya “I will always do what you ask, but I’ll never stop loving you. And if you need me, I’ll always be there.”


Maksim Kesopanan
            Maksim kesopanan terdiri dari enam macam yaitu maksim kebijaksanaan (tact maxim), kedermawanan (generosity maxim), pujian (approbation maxim), kerendah-hatian (modesty maxim), kesetujuan (agreement maxim), dan simpati (symphaty maxim).
            Maksim kebijaksanaan fokus kepada petutur, penutur mengatakan ujaran yang meminimalisasikan kerugian petutur dan memaksimalkan keuntungan petutur. Hal ini sama seperti menggunakan kesopanan negatif dan kesopanan positif, contohnya “Could I interrupt you for a half second – what was the website address?”
            Maksim kedermawanan fokus kepada penutur, penutur mengatakan ujaran yang meminimalisasi keuntungan untuk dirinya dan memaksimalisasi kerugian untuk dirinya, contohnya “So I’m going to, er, at considerable risk er to myself, try to...” (lines 10-11)
            Maksim pujian yaitu meminimalisasi merendahkan petutur dan memaksimalisasi pujian kepada petutur. Maksim ini sama seperti strategi kesopanan yang menghindari ketidak-setujuan dan kesopanan positif yang menunjukan solidaritas, contoh “Mark, you are very efficient and make notes of everything – you must have a copy of that website address we were given today.”
            Maksim kerendah-hatian yaitu meminimalisasi pujian kepada pentur dan memaksimalisasi merendahkan penutur, contohnya “I thought what I should try to talk to you about today is...” (line 4)
            Maksim kesetujuan yaitu meminimalisasi ketidak-setujuan petutur dan penutur dan memaksimalisasi kesetujuan petutur dan penutur, contoh “as you will see” (line 6) and “I think you’ll agree” (line 32).
            Maksim simpati yaitu meminimalisasi antipati antara penutur dan petutur dan memaksimalisasi simpati antar penutur dan petutur, contohnya “I was sorry to hear about your father.”


Resources:
Cutting, Joan. (2002) Pragmatics and Discourse,Routledge.
Yule, George. (1996) Pragmatics, Oxford: Oxford University Press.
Internet:
http://www.scribd.com/doc/14548085/pragmatik diakses pada 30 november 2010



1 komentar:

  1. Thanks a lot to derraparindra.blogspot.com,

    all this material which i need to compile my assignment,

    so, great thanks.

    :-)

    BalasHapus